Sejarah dan Asal-Usul Negeri Namto
Sejarah pembentukan Negeri Namto berawal dari keberhasilan program transmigrasi pemerintah di Pulau Seram, Kabupaten Maluku Tengah, pada rentang tahun 1993 hingga 1995. Melalui program ini, Departemen Transmigrasi melakukan pengembangan kawasan hutan di wilayah Negeri Aketernate menjadi Unit Pemukiman Transmigrasi (UPT).
Dari pengembangan tersebut, lahirlah beberapa unit permukiman baru, termasuk UPT Aketernate D2 yang kini dikenal sebagai Negeri Namto. Secara historis, penempatan penduduk di wilayah ini dilakukan dalam dua tahap: penempatan pertama pada tanggal 22 November 1994, dan penempatan terakhir pada tanggal 15 Februari 1995, dengan total 336 Kepala Keluarga atau 1.216 jiwa.
Perjalanan UPT Aketernate D2 menjadi negeri definitif melalui beberapa tahapan penting. Pada tahun 1996, UPT ini berubah status menjadi Negeri Persiapan dengan nama Namto D2. Kemudian, pada tahun 2002, resmi ditetapkan sebagai Negeri Administratif Namto. Nama "Namto" sendiri diambil dari nama sungai setempat, yaitu Wae Namto. Perubahan administratif terakhir terjadi pada tahun 2010, saat pemekaran kecamatan membuat Negeri Namto masuk ke dalam wilayah Kecamatan Seram Utara Timur Seti.
Para penduduk awal Negeri Namto berasal dari beragam latar belakang suku dan agama. Mereka datang dari Bali, Jawa Timur, Jawa Barat, dan juga dari masyarakat lokal Negeri Aketernate. Keberagaman ini terlihat dari keyakinan mereka, yaitu Hindu, Islam, Kristen, dan Buddha. Berkat program pemerintah, mereka telah mendapatkan fasilitas dasar seperti rumah, air bersih, MCK, dan lahan pertanian yang sudah siap garap.
Meskipun berasal dari latar belakang yang berbeda, semangat gotong royong menjadi pondasi kuat dalam kehidupan sehari-hari, terbukti dari kegiatan rutin yang diadakan setiap tiga bulan sekali. Semangat ini didukung oleh toleransi antarumat beragama dan suku yang sangat terjaga. Fakta ini menjadi semakin istimewa karena di tengah Konflik Komunal Maluku pada tahun 1999 yang melanda wilayah sekitar, Negeri Namto tetap berdiri kokoh sebagai wilayah yang damai dan rukun.
Aspek Ekonomi dan Pembangunan
Pada masa-masa awal, pertanian menjadi mata pencaharian utama penduduk. Para petani mengandalkan komoditas pangan seperti padi dan kedelai sebagai tanaman jangka pendek, serta kelapa dan kakao sebagai tanaman jangka panjang yang menjadi andalan perekonomian negeri.
Seiring berjalannya waktu, Negeri Namto terus berkembang dengan berbagai pembangunan vital. Di sektor pertanian, proyek-proyek irigasi telah dibangun untuk mendukung hasil panen. Sementara itu, di sektor publik, pengaspalan jalan telah dilaksanakan pada tahun 2019 dan 2022 untuk meningkatkan aksesibilitas dan mobilitas masyarakat.
Kondisi Terkini dan Visi Masa Depan
Kini, dengan fondasi yang kuat dari masa lalu, masyarakat Negeri Namto terus berupaya membangun masa depan yang lebih baik. Harapan dan visi mereka adalah menciptakan masyarakat yang rukun, damai, aman, dan bahagia, serta menjadikan Namto sebagai negeri yang mandiri dan berdaya saing di setiap aspek.